PEMBELAJARAN
PESAN MORAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM
KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI MENGGUNAKAN METODE STRATA PADA SISWA KELAS X DI
SMA N 2 BAE KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013
ARTIKEL ILMIAH
TOMMY FAESOL
NPM 08410287
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI
SEMARANG
2012
PEMBELAJARAN
PESAN MORAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM
KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI MENGGUNAKAN METODE STRATA PADA SISWA KELAS X DI
SMA N 2 BAE KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
: Tommy Faesol
NPM
08410287
Pembelajaran pesan moral merupakan hal
penting dalam pembelajaran sastra di sekolah. Dengan banyaknya pesan moral yang
didapatkan siswa, diharapkan siswa akan terbawa pada moral yang baik, yaitu
yang sesuai dengan etika dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat atau
paling tidak mampu memahami pesan moral yang terkandung dalam karya sastra.
Karya sastra dapat dipandang sebagai objek yang dekat hubunganya dengan
masyarakat. Karena apa yang tertuang di dalam karya sastra merupakan proses
penciptaan dari Si Pengarang karya sastra atau sastrawan, yang hubunganya
dengan masyarakat disekeliling sastrawan itu sendiri.
Pesan adalah permintaan amanat yang
harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain, demikian yang dikemukakan Retnoningsih
dan Soeharso (2005:377). Moral adalah
penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan
perangai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut
maupun tidak patut, demikian yang
dikemukakan Retnoningsih
dan Soeharso (2005:971). Dari
pengertian pesan dan pengertian moral tersebut, maka dapat disimpulkan pesan
moral adalah amanat berupa nilai-nilai dan norma – norma yang menjadi pegangan
seseorang / kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pesan moral dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad
Tohari digunakan pada judul penelitian ini karena dalam
kumpulan cerpen tersebut terdapat hal-hal yang dapat diteladani oleh
siswa dari tokoh maupun
penceritaannya, khususnya tentang pesan moral. Pesan moral menjadi masalah
sensorik yang diungkapkan pengarang melalui tokoh dan peristiwa yang
diceritakan. Semua itu bermuara dan berpengaruh pada moralitas tokoh cerita
dalam sebuah karya sastra.
Sebuah cerita pendek menurut Rahmanto (1993:88), biasanya dapat dibaca sampai selesai dalam
sekali jam tatap muka dan tugas-tugas yang berhubungan dengan cerita pendek
tersebut biasanya dapat selesai pula dalam sekali tatap muka. Menurut Nuryatin
(2010:2), cerpen adalah kisahan
pendek (kurang dari 10.000 kata) yang dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang
dominan. Sejalan dengan pendapat
tersebut Santosa dan Wahyuningtyas (2010:2), mengatakan “cerpen adalah cerita
yang panjangnya kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap, padat, lengkap, ada
kesatuan, mengandung satu efek dan selesai”. Dari pendapat-pendapat tersebut disimpulkan bahwa cerpen adalah sebuah cerita rekaan yang padat, memiliki kesan
tunggal dan selesai dibaca dalam sekali jam.
Salah
satu cerpenis Indonesia adalah Ahmad Tohari. Ia Lahir di Tinggarjaya,
Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah pada 13 Juni 1948. Ahmad Tohari menamatkan
SMA nya di Purwokerto. Setelah itu Ia menimba ilmu di Fakultas Ilmu Kedokteran
Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal
Sudirman, Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas
Jenderal Sudirman (1975-1976). Ahmad Tohari sudah banyak menulis novel, cerpen
dan secara rutin pernah mengisi kolom Resonansi di harian Republika.
Karya-karya Ahmad Tohari juga telah diterbitkan dalam berbagai bahasa seperti
bahasa Jepang, Tionghoa, Belanda dan Jerman. http://biografinya.blogspot.com/2011/11/ahmad_tohari.html.
diakses21April2012
Pembelajaran
karya sastra di sekolah haruslah sudah sampai pada tahap apresiasi pada pesan –
pesan yang terkandung dalam karya sastra itu. Karya sastra dalam pembelajaran menduduki peranan yang penting dalam kurikulum
pendidikan, oleh karena itu karya sastra harus disajikan dalam proses pembelajaran
di sekolah. Rahmanto (1993:15),
mengatakan “jika pengajaran sastra
dilakukan dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan
sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit
untuk dipecahkan di dalam masyarakat”.
Pembelajaran cerpen merupakan pembelajaran karya sastra yang masih mendapat ruang dalam kurikulum, oleh karena itu dalam pembelajaran cerpen banyak pilihan judul cerpen yang dapat dijadikan bahan pengajaran dalam pembelajaran
di SMA. Dalam silabus, standar kompetensi, dan kompetensi dasar pembelajaran cerpen hampir selalu diajarkan dalam setiap tingkat kelas.
Di kelas X melalui standar kompetensi “membahas cerita pendek melalui kegiatan
diskusi”, dan kompetensi
dasar ” mengemukakan hal-hal yang menarik atau
mengesankan dari cerita pendek melalui kegiatan diskusi”, siswa akan diajak untuk mengerti
dan menemukan pesan moral dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari.
Dalam
pembelajaran karya sastra di sekolah menengah sudah terlalu biasa bila siswa
hanya diajarkan menemukan unsur-unsur intrinsik karya sastra tanpa mengerti
hal-hal menarik yang tersimpan di dalamnya. Apalagi dengan metode pembelajaran
yang biasa-biasa saja. Seorang guru diharapkan mampu mandiri dan leluasa dalam
menentukan bahan ajar tentang karya sastra sesuai dengan kondisi lingkungan
sekolah dan kemampuan siswanya. Pemilihan metode pembelajaran tentunya menjadi
pokok utama dalam hal tersebut. Maka dalam penelitian ini digunakan sebuah
pebelajaran karya sastra dengan metode strata.
Metode
strata adalah metode pembelajaran karya sastra yang melalui tahap penjelajahan,
penafsiran, dan diakhiri dengan re-kreasi (Semi, 1993:158). Dengan metode ini,
siswa diharapkan mampu memicu dirinya sendiri untuk lebih kreatif dan
meningkatkan daya imajinasinya.
Berdasarkan
latar belakang tersebut maka judul penelitian ini adalah “Pembelajaran Pesan
Moral dalam Kumpulan Cerpen Senyum
Karyamin karya Ahmad Tohari Menggunakan Metode Strata pada Siswa Kelas X di
SMA N 2 Bae Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2012/2013”.
Permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pesan moral dalam kumpulan cerpen
Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari dan bagaimanakah penggunaan metode strata
dalam pembelajaran pesan moral dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari pada Siswa Kelas X di SMA N 2
Bae Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2012/2013.
Variabel
dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu metode strata, dan variabel
terikat yaitu pembelajaran pesan moral dalam
kumpulan cerpen Senyum Karyamin. Populasi
dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen Senyum
Karyamin dan siswa kelas X di SMA N 2 Bae Kabupaten Kudus. Sampel dalam
penelitian ini berupa lima judul dari kumpulan cerpen Senyum Karyamin yaitu : 1) “Senyum Karyamin”, 2) “Jasa-Jasa buat
Sanwirya, 3) “Tinggal Matanya Berkedip-Kedip” 4) “ Blokeng” 5) “Pengemis dan
Shalawat Badar”, serta satu kelas dari jumlah kelas X di SMA N 2 Bae Kabupaten
Kudus. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kualitatif
deskriptif dengan menggunakan pendekatan psikologis. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka dan teknik observasi.
Pesan
moral yang dapat diambil dari kumpulan cerpen Senyum Karyamin adalah : 1) religius : dalam setiap hal sudah
selayaknya bagi manusia untuk selalu mengingat Tuhannya. Untuk orang muslim
juga diharapkan untuk bershalawat pada Nabinya; 2) sikap baik : sikap baik
ditunjukkan dalam segala hal, yang pada intinya adalah untuk membantu
orang-orang di sekitarnya; 3) keadilan : keadilan ditunjukkan dengan memberikan
perlakuan yang sama pada semua pihak agar tidak menimbulkan perseteruan antar
pihak yang berhubungan. 4) kejujuran : jujur tidak hanya kepada orang lain,
namun pada diri sendiri juga dibutuhkan kejujuran agar mampu memahami isi
hatinya sendiri; 5) kerendahan hati : rendah hati ditunjukkan dengan “trimo ngalah” dengan keadaan yang
sedang dialami.
Metode
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini ada metode strata. Evaluasi
pembelajaran dilakukan dengan teknik tes tertulis, dinyatakan berhasil karena
siswa telah mencapai indikator serta tuntas KKM sekolah yaitu 70 dan nilai
rata-rata siswa adalah 87.
Saran
yang perlu dikemukakan. Bagi siswa, selain dapat menentukan unsur intrinsik,
siswa disarankan untuk dapat menemukan pesan moralnya agar dapat diteladani
pada kehidupan sehari-hari. Bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di SMA, dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai penambah
wawasan sekaligus penambah perbendaharan bahan ajar.
Daftar Pustaka
Nuryatin, Agus. 2010. Mengabdikan Pengalaman dalam Cerpen.
Semarang: Yayasan Adhigama.
Rahmanto, B. 1993. Metode
Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Retnoningsih dan Soeharso. 2005. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Semarang: CV. Widya Karya.
Santosa,
Heru Wijaya dan Wahyuningtyas, Sri. 2010. Pengantar
Apresiasi Prosa. Surakarta : Yuma Pustaka
Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa Raya
No comments:
Post a Comment